Blitar – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kembali menegaskan pentingnya semangat Pancasila sebagai landasan moral dan ideologis bangsa dalam memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang digelar di Blitar, Jawa Timur. Dalam acara yang penuh makna tersebut, Megawati menyerukan agar seluruh elemen bangsa meneladani semangat solidaritas, kemerdekaan, dan persaudaraan yang menjadi roh dari Konferensi bersejarah itu.
Menghidupkan Kembali Api Pancasila
Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan bahwa KAA bukan sekadar catatan sejarah, melainkan simbol kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dari penjajahan. “Pancasila adalah jiwa bangsa yang harus terus dihidupkan. Nilai-nilainya selaras dengan semangat Bandung, yaitu solidaritas antarbangsa dan perjuangan melawan ketidakadilan,” ujarnya di hadapan ribuan peserta yang hadir, termasuk tokoh nasional, pelajar, dan perwakilan dari berbagai negara sahabat.
Megawati juga menyoroti tantangan global saat ini, seperti ketimpangan ekonomi, konflik internasional, dan krisis kemanusiaan. Menurutnya, semua itu dapat dihadapi bila bangsa Indonesia berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan.
Peringatan di Kota Penuh Sejarah
Blitar dipilih sebagai lokasi peringatan bukan tanpa alasan. Kota ini memiliki nilai historis yang kuat karena menjadi tempat dimakamkannya Proklamator sekaligus ayahanda Megawati, Ir. Soekarno. Peringatan 70 tahun KAA di Blitar menjadi momentum untuk mengingat peran besar Bung Karno dalam memperjuangkan solidaritas antarbangsa melalui diplomasi damai dan semangat anti-imperialisme.
Acara tersebut juga diisi dengan berbagai kegiatan budaya, pameran foto bersejarah KAA 1955, serta seminar kebangsaan yang mengulas relevansi semangat Bandung di era modern. Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, terutama saat Megawati mengajak generasi muda untuk menjadi penjaga ideologi bangsa.
Pesan untuk Generasi Muda
Dalam kesempatan itu, Megawati secara khusus menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga persatuan nasional di tengah derasnya arus globalisasi. “Jangan sampai anak muda Indonesia kehilangan jati diri. Teknologi boleh maju, tetapi nilai-nilai Pancasila tidak boleh luntur. Itulah yang membedakan kita dari bangsa lain,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa semangat Konferensi Asia-Afrika yang menolak dominasi dan ketidakadilan masih relevan hingga kini. Megawati menilai, semangat kemandirian dan kerja sama harus terus ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Pancasila sebagai Arah Perjuangan Bangsa
Peringatan 70 tahun KAA di Blitar tidak hanya menjadi ajang mengenang sejarah, tetapi juga momen refleksi untuk meneguhkan kembali arah perjuangan bangsa. Megawati menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya ideologi politik, melainkan juga panduan moral yang mampu menjaga keutuhan bangsa di tengah perbedaan.
“Selama kita setia pada Pancasila, Indonesia akan tetap berdiri kokoh menghadapi segala tantangan. Jangan pernah lelah mencintai tanah air,” tutup Megawati dengan penuh semangat.
Kesimpulan
Peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Blitar menjadi simbol bahwa semangat persatuan dan kemerdekaan yang pernah digelorakan Bung Karno masih hidup hingga kini. Melalui seruannya, Megawati Soekarnoputri mengingatkan bangsa Indonesia agar terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam membangun masa depan yang berdaulat, adil, dan sejahtera.
Dengan menghidupkan kembali semangat Bandung dan Pancasila, Indonesia diharapkan dapat menjadi teladan bagi dunia dalam memperjuangkan perdamaian, kemandirian, serta solidaritas antarbangsa.












